29 Desember 2011

Apa itu teknik menghapal cepat?Teknik menghapal cepat adalah suatu cara untuk memasukkan informasi ke dalam otak (menghapal) dengan melibatkan otak kanan
A. OTAK MANUSIAMenurut Roger Sperry otak manusia yang digunakan untuk berpikir dibagi menjadi dua belahan, yaitu otak kiri dan otak kanan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxEiqUs-nC08njJHEitp1ihnlONnmSWdUikRdEoYZWz9KN8ODBxnnu_vL7zeJgdh7nRGn8jAxESCDyFlCs4nYaOkqEUosMThjfoOrBQ93tm6OBbJ4owmp20mFkthiWIhPVqmsFWyUtOejz/s400/otak-kanan-manusia1.gif
Berdasarkan sifatnya, otak kiri bersifat short term memory (ingatan jangka pendek) dan otak kanan bersifat long term memory (ingatan jangka panjang)
B. TEKNIK MENGHAPAL CEPAT1. Memory SportPerlu kita ketahui bahwa otak manusia sama halnya dengan otot. Apabila otot tidak diolahragakan, maka otot akan lemah, tetapi sebaliknya bila diolahragakan akan kuat. Begitu juga dengan otak. Otak akan lemah bila tidak diolahragakan, dan akan kuat bila diolahragakan. Maka itu kita perlu mengolahragakan otak kita.
Salah satu cara utk mengolahragakan otak kita adalah melalui memory sport.
Langkah – langkah memory sport;
1. Menyiapkan tempat dengan menggunakan site sistem
2. Menyiapkan kata – kata yang akan diingat
3. Menyimpan kata – kata tersebut pada tempat yg telah ditetapkan
4. Memanggil kata – kata yg telah disimpan berdasarkan langkah ke-3
Alokasi waktu untuk mengingat adalah 2 menit. Bila anda sudah bisa mengingat 25 kata dalam waktu 2 menit, maka konsentrasi anda telah meningkat. lakukanlah memory sport ini setiap hari, maka anda akan mendapatkan manfaat yang luar biasa
2. Site SistemAdalah suatu teknik menyimpan informasi secara teratur dg cara menempatkan informasi yg akan kita ingat (hafal) pada tempat – tempat yg tlh ditetapkan
cara membuat site sistem;
1. Tempat harus yg sudah dikenal oleh kita
2. Tempat harus dpt dilihat dg jelas
3. Tempat dibagi menjadi beberapa area
4. Tempat harus bisa dibayangkan
3. Relation SistemAdalah suatu teknik utk mengingat informasi dg cara menghubungkan informasi yang satu dengan informasi yg lainnya dengan aksi. Relation sistem dipakai utk menghapal yg berpasangan seperti vocabulary, nama negara dan ibu kotanya, nama sungai dan provinsinya, dsb
Contoh penggunaan aksi dalam relation sistem;
Uang masuk kedalam kipas
Roda menabrak ember
Kucing makan rujak
Masuk kedalam, menabrak, dan makan adalah aksinya. Aksi tersebut adalah sebaiga klu / pemicu utk menarik informasi yg ada didepannya, sehingga informasi yg ada didepannya tidak lupa
4. Story SistemAdalah teknik untuk mengingat informasi dengan cara menghubungkan informasi yg satu dengan informasi yg lainnya menjadi sebuah cerita
Contoh;
Burung – baju – awan – coca cola – gunung – kelinci – pistol – buaya – pohon – kawah
Cara menghafal;
Bayangkan!
Burung memakai baju terbang ke awan minum coca cola terbang lagi ke gunungketemu kelinci yang membawa pistol utk menembak buaya yg tidur dibawah pohondi dekat kawah
5. Mnemonic
Adalah teknik menghapal yg bersifat abstrak dg cara mengubah kata abstrak tersebut menjadi benda konkrit yg bisa dibayangkan
Mnemonic dibagi menjadi 2, yaitu;
1. Sistem gambaran adalah suatu teknik menghapal informasi yg abstrak dengan cara menggambarkan kata abstrak tersebut menjadi sesuatu yg konkrit. utk menggambarkannya bisa dengan kegiatan, sesuatu yg terkenal seperti orang, makanan, dll.
contoh: 
Gembira digambarkan dg org yg sedang bergembira
Jogya digambarkan dg Borobudur
Jakarta digambarkan menjadi monas
2. Sistem persamaan bunyi, adalah suatu teknik utk menghapal informasi berdasarkan persamaan bunyinya
Contoh :
Singapura menjadi singa
Irak menjadi rak
sumber: kaskus.us

18 Desember 2011

Tekanan Osmosis

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

Acara Praktikum           :   Tekanan Osmosis                

Tujuan                            :   1.  Menyatakan adanya tekanan osmosis dalam cairan sel

2. Menghitung besarnya tekanan osmosis cairan sel
Hasil dan Pembahasan      :

A.  Hasil

Tabel Pengamatan sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang
berplasmolisis dan yang tidak berplasmolisis
Konsentrasi (M)
Jumlah Sel
Tidak berplasmolisis
Berplasmolisis
0 M
0,16 M
0,18 M
0,20 M
0,22 M
0,24 M
0,26 M
19
6
12
12
12
7
5
6
19
13
13
13
18
20

Konsentrasi saat terjadi plasmolisis insipen      : 0,18 M
Temperatur ruangan                                        : 25oC + 273 = 298 oK
Perhitungan Potensial Osmosis :
ψ  =
        =
        =
        =-4,40 atm

B.  Pembahasan

Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins, 1992). Sel tumbuhan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor, sedangkan konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan adalah 0 M; 0,16 M; 0,18 M; 0,20 M; 0,22 M; 0,24 M dan 0,26 M. Berdasarkan hasil praktikum, sel tumbuhan yang dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 M terdapat sel yang tidak berplasmolisis sebanyak 19 sel dan yang berplasmolisis 6 , hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Tjitrosomo (1987)  bahwa sel yang isinya air murni tidak mengalami plasmolisis. Jika suatu sel dimasukan ke dalam air murni, maka struktur sel itu terdapat potensial air yang nilainya tinggi (=0), sedangkan di dalam sel terdapat nilai potensial air yang lebih rendah (negatif). Hal ini menyebabkan air akan bergerak dari luar sel masuk ke dalam sel sampai tercapai keadaan setimbang.
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, keadaan ini dinamakan plasmolisis. Sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.
Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari proses plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara, maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis (solut) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis. Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : tekanan, suhu, adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya, matrik sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar. Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah (Meyer and Anderson, 1952).
Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50% berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan. Nilai potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel. Berdasarkan hasil praktikum, plasmolisis insipien terjadi pada konsentrasi 0,18 M dengan potensial osmosis -4,40 atm. Menurut Salisbury dan Ross (1992), potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan larutan tersebut sama dengan nol, maka potensial air suatu larutan air pada tekanan atmosfer bernilai negatif.
Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab  plasmolisis insipien setara dengan potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and Ross, 1992).
Adanya potensial osmosis cairan sel air murni cenderung untuk memasuki sel, sedangkan potensial turgor yang berada di dalam sel mengakibatkan air untuk cenderung meninggalkan sel. Saat pengaturan potensial osmosis maka potensial turgor harus sama dengan 0. Agar potensial turgor sama dengan 0 maka haruslah terjadi plasmolisis. Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992). Menurut Winduwati (2000), karakteristik permeasi air pada membran osmosis balik telah dipelajari dengan menggunakan membran komposit modul modul sopitral wound dan larutan klorida dalam air dalam larutan umpan.

Kesimpulan
1.        Potensial osmosis pada konsentrasi 0,18 M sebesar -4,40 atm
2.        Sel tumbuhan yang dimasukan dalam larutan sukrosa akan mengalami plasmolisis, dan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis
3.        Plasmolisis insipien terjadi pada konsentrasi 0,18 M
                                                                                                                     

Daftar Referensi

Kimball, J. W. 1983. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New York.
Salisbury, Frank B. et al. 1995. Plant Physiology 2nd Edition. Mc Graw Hill Company. New York.
Salisbury, F. B. & Ross, C. W. 1992. Plant Physiology. Wadswovth Publishing co, California.
Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung.
Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Bumi Angkasa, Jakarta.
Winduwati S., Yohan, Rifaid M. Nur. 2000. Karakteristik Osmosis Balik Membran Spiral Wound. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radio Aktif.

Laporan Biokimia Lipid

Laporan Biokimia Lipid

A.      JUDUL PERCOBAAN            :  LIPID


B.       DASAR TEORI
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,dan karbon tetraklorida.Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.
Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simple lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena.
Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida.
Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannya didalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton.
Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat diesterkan.

C.      ALAT DAN BAHAN
a. Reaksi uji lipid
1).Uji Akrolein
v  Alat-alat                                                   
- Mortir                                                      - Spatula                                 
- Tabung reaksi                                          - Pipet tetes
- Penjepit tabung                                       - Neraca analitik
- Pembakar bunsen

v  Bahan-bahan
- Gliserol                                                   - KHSO4
- Lemak                                                     - Aquades

2). Uji Penyabunan
v  Alat-alat
- Tabung reaksi                                          - Penangas air
- Pipet tetes                                               - Gelas kimia
- Gelas ukur
v  Bahan-bahan
- KOH alkoholis 10 %
- Lemak
- Aquades

3). Uji Peroksida
v  Alat-alat
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Tabung reaksi

v  Bahan-bahan
- Minyak olive                                           - laritan KI 10 %
- Kloroform                                               - Asam asetat glasial

b. Sifat-sifat kimia lipid
1). Penentuan Angka Iod
v  Alt-alat
- Neraca analitik                                        - Statif dan buret
- Erlemeyer                                                - Pipet tetes
- Gelas ukur
v  Bahan-bahan
- Lipid
- Kloroform
- Larutan iodin hanus
- Larutan KI 15 %
- Na2S2O3 0,1 N
- Larutan kanji 1 %
PROSEDUR KERJA
D.    HASIL PENGAMATAN

PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
1). Uji Akrolein
- 0,5 gr lemak + 0,5 gr KHSO4, dipanaskan
- 0,5 gr gliserol + 0,5 gr KHSO4, dipanaskan

2). Uji Penyabunan
- 10 ml larutan KOH alkoholis 10 % + minyak,dikocok

- Dipanaskan di atas penangas air


- + 10 ml air
- Dipanaskan sampai semua alkohol menguap


3). Uji Peroksida
- 1 ml minyak olive + 1 ml kloroform

- + 1 ml asam asetat glasial,dikocok


- +  1 tetes larutan KI 10 %

- didiamkan selama 5 menit


- Bau lemak (tengik)
- Tidak berbau




- Larutan  berwarna kuning muda tidak saling bercampur

- Minyak larut dalam KOH alkoholis dan larutan berwarna kuning muda


- KOH alkoholis bercampur dengan lemak dan larutan berwarna kuning muda.


- minyak larut dalam kloroform


- terbentuk 2 lapisan,lapisan atas minyak yg berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna putih.

- larutan berwarna kuning

- terbentuk 2 lapisan,lap.atas berwarna putih dan lap. Bawah kuning

4). Penentuan Angka Iod
- 0,25 gr lipid padat + 10 ml kloroform

- + 30 ml larutan iodin hanus

- didiamkan selama 30 menit

- + 10 ml larutan KI 15 %

- + 100 ml aquades

- dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N

- + 2 ml indikator kanji

- dititrasi kembali dengan Na2S2O3 sampai larutan berwarna biru

- lipid tidak larut dalam kloroform


- Larutan berwarna cokelat tua


-larutan berwarna cokelat muda


- larutan berwarna kuning

- larutan berwarna putih

- tidak terjadi perubahan warna larutan

E.     PEMBAHASAN
Lipid merupakan senyawa yang banyakterjadi di alam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan jalan mengekstraksi bahan-bahan alam baik tumbuhan maupun hewan dengan pelarut tidak polar sperti petroleum eter, benzena, kloroform, dan lain-lain. Dilihat dari strukturnya senyawa lipida tersusun oleh rantai hidrokarbon yang panjang, sehingga lipida ini tidak larut dalam air. Senyawa lipida diberi nama berdasarkan sifat fisikanya (kelarutan) dari pada secara struktur kimianya. Secara umum lipid dibagi menjadi dua golongan besar yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid yang termasuk dalam golongan sederhana adalah senyawa-senyawa yang tidak mempunyai gugus ester dan tidak dapat dihidrolisis. Golongan ini merupakan steroid. Golongan lipida kompleks tersusun oleh senyawa-senyawa yang mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis, yang melipti minyak lemak dan lilin.
Pada percobaan ini dilakukan 3 reaksi uji lipid, yaitu uji akrolein, uji penyabunan, dan uji peroksida. Selain itu dilakukan percobaan penentuan angka iod untuk sifat larutan kmia lipid.
1.      Uji akrolein
Uji akrolein untuk gliserol tergantung pada dehidrasi dan oksidasi gliserol menjadi akrolein. Dalam uji ini ada dua percobaan yaitu percobaan pertama 0,5 gram lemak cair + 0,5 gram KHSO4 yang sudah digerus, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi kering, selanjutnya dipanaskan dengan pembakar Bunsen, mula-mula dengan api kecil kemudian dilanjutkan dengan api dengan nyala besar. Pada saat dan KHSO4 medidih menghasilkan bau lemak (tengik).Sedangkan pada percobaan yang kedua untuk uji akrolein, 2 ml gliserol ditambahkan dengan 0,5 gr KHSO4 kemudian dipanaskan. Dari hasil yang diperoleh, campuran tersebut tidak menghasilkan bau. Reaksi yang terjadi adalah:








2.      Uji Penyabunan
Uji penyabunan untuk asam-asam lemak dilakukan dengan menambahkan 10 ml KOH alkoholis 10% kedalam minyak yang hendak diuji, kemudian dikocok. Pencampuran ini menghasilkan larutan berwarna kuning muda yang tidak saling campur. Setelah itu minyak dan KOH alkoholisis 10% dipanaskan diatas penangas air. Pada proses pemanasan ini minyak dapat larut dalam KOH alkoholisis dan larutan berwarna kuning muda. Adapun reaksi kimia yang terjadi adalah:



Reaksi di atas dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi ini bertujuan untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak, sehingga dihasilkan campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali yaitu KOH (Kalium hidrosida)
3.      Uji Peroksida
Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan meningkat.
Pada percobaan ini 1 ml minyak olive ditambahkan dengan 1 ml kloroform. Pada proses penambahan ini minyak larut dalam kloroform, karena kloroform merupakan pelarut nonpolar.
Campuran minyak olive dan kloroform kemudian ditambahkan 1 ml asam asetat glasial, kemudian dikocok. Peranan asam asetat glasial dalam pemisahan asam lemak yaitu sebagai katalis, artinya asam asetat dapat mempercepat reaksi yang sedasng berlangsung sehingga reaksinya lebih cepat membentuk asam lemak. Minyak olive yang ditambahkan 1 ml kloroform dan 1 ml CH3COOH glasial kemudian dikocok, menyebabkan terbentuknya 2 lapisan, yaitu pada lapisan atas minyak berwarna kuning dan pda bagian bawah berwarna putih. Campuran tersebut kemudian ditambahkan dengan 1 tetes larutan KI 10% sehingga larutan berwarna kuning. Langkah selanjutnya didiamkan selama 5 menit. Dari proses ini kembali terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna putih dan bawah berwarna kuning.

4.      Penentuan Angka Iod
Lipid mengandung bermacam-macam asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan ion. Jumlah iod yang diabsorpsi menetukan jumlah ketidak jenuhan dalam lipid. Jadi angka iod didefinisikan sebagai berikut: banyaknya gram iod diabsorpsi oleh 100 gr lipid. Dua metode yang umumnya dipakai yaitu: metode Hanus yang memakai iodin bromida sebagai carrier dan metode Wijs yang memakai iodin klorida. Namun metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode iodin Hanus. Sebanyak 0,25 gr lipid padat ditambahkan 10 ml kloroform. Lipid padat ini tidak larut dalam kloroform karena lipid yang digunakan adalah lipid padat, bukan lipid yang sudah dicairkan dengan proses pemanasan.
Selanjutnya ditambahkan 30 ml larutan iodin Hanus kemudian didiamkan selama 30 menit dengan sesekali dikocok. Hasil yang diperoleh, larutan menjadi cokelat tua.
Setelah 30 menit larutan ini ditambahkan dengan 10 ml larutan KI 15%. Larutan berubah warna menjadi cokelat muda. Selanjutnya ditambahkan 100 ml aquadest kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N, larutan menjadi kuning, setelah itu ditambahkan dengan 2 ml indikator kanji sampai larutan berwarna putih dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3. Pada titrasi kedua ini larutan tidak berubah atau tidak terjadi perubahan warna larutan.
KEISMPULAN
1.      Uji akrolein untuk gliserol tergantung pada dehidrasi dan oksidasi gliserol menjadi akrolein.
2.      Reaksi pembentukan sabun dari minyak dilarutkan dengan cara mereaksikan alkali dengan minyak sehingga didapatkan suatu sabun.
3.      Pada reaksi safonifikasi dihasilkan campuran gliserol dan sabun
4.      Minyak atau lemak mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida.
5.      Pada percobaan angka iod tidak dihasilkan seperti yang diharapkan, mungkin karena kesalahan pada prosedur kerja.

KEMUNGKINAN KESALAHAN
Adapun kemungkinan keslahan pada saat percobaan adalah:
1.      Saat mereaksikan larutan.
2.      Pemanasan larutan.
3.      Pengukuran larutan.
4.      Pengamatan warna.
DAFTAR PUSTAKA 
Anwar Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang
Teaching Team. 2007. Penuntun Praktikum Biokimia. Gorontalo: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNG.

UI, ITB, UGM : Versus or Featuring?

 
Logo UI-ITB-UGM
“Jelas UI lah paling oke.. Siapa si yang gak kenal sama jaket kuning?”
“ITB gak tertandingi! Teknik paling bagus seIndonesia gitu..”
“UGM donk! Perusahaan kalo mau rekrut pegawai pasti yang pertama dituju UGM!”
Begitulah kira-kira perdebatan untuk memperebutkan tahta menjadi perguruan terbaik di Indonesia ini terus terjadi sejak bertahun-tahun silam. Secara kuantitatif, penilaian rangking banyak dilakukan oleh beberapa lembaga survei independen seperti QS dan Webometric. Kita bisa dengan mudah melihat  siapa lebih di atas, siapa yang ada di antaranya, dan siapa yang ada di urutan terbawah (tergantung borang penilaian). [VISIT -> http://www.topuniversities.com/university-rankings/asian-university-rankings/2011]
Semua orang juga bisa membaca tabel dari QS tersebut dan melihat bahwa UI berada di urutan 50, UGM di urutan 80, dan ITB di urutan 98 se Asia. Namun, apa yang seharusnya kita interpretasikan dari data tersebut? Apakah kesimpulannya anak UI lebih unggul daripada UGM dan ITB? TIDAK, BUKAN SEPERTI ITU! Sama sekali tidak penting siapa ada di urutan berapa, yang paling esensial adalah ke arah mana kita menuju.
Jika kita lihat tabel dari situs asli QS, maka kita bisa mempelajari dengan seksama bahwasanya ada 49 universitas lain dari seluruh Asia yang posisinya ada di atas UI. Universitas-universitas unggulan di Indonesia masih tertinggal jauh dibanding negara-negara Asia lain seperti Hongkong, Jepang, dan Singapura.
Kenapa bisa demikian? Padahal kita tahu bahwa banyak mahasiswa baik dari UI, ITB, maupun UGM yang sangat cemerlang dan memperoleh penghargaan di tingkat internasional. Kita punya profesor-profesor yang menunjang setiap kegiatan akademis kita, fisik kampus kita bagus, fasilitas lengkap, akses terhadap informasi memadai, tetapi baik UI, UGM, dan ITB masih sulit mengejar ketertinggalan dibandingkan kampus-kampus seperti HKUST, NUS, bahkan UM (Malaysia) di level Asia ini.
Seperti ilustrasi dialog di atas, para mahasiswa kita justru lebih banyak memperdebatkan siapa yang berhak meraih posisi pertama di Indonesia, bukannya mencari tahu kenapa kita belum bisa menyalip saingan-saingan berat kita dari luar negeri. Sentimen-sentimen negatif, kepicikan, dan persaingan tidak sehat sering terjadi ketika mahasiswa UI bertemu dengan ITB juga UGM dalam berbagai ajang kompetisi. Arogansi almamater kerap dinomorsatukan daripada kebanggaan akan satu identitas yang sama, INDONESIA.
Apa saja kemungkinan yang menyebabkan mahasiswa kita menganggap kampus satu dengan lainnya harus bermusuhan? Barangkali mereka pikir hal ini menjadi salah satu ajang pertarungan hidup dan mati untuk mereka bisa mendapatkan kesempatan beasiswa ke luar negeri. Dan yang lebih krusial tentu saja alaumni kampus yang satu akan menganggap alumni kampus lain sebagai rival saat mencari pekerjaan.
Untuk itulah kita harus mulai membangun paradigma baru karena UI, UGM, maupun ITB sejatinya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Kita telah menerima amanah besar sebagai pelita peradaban ilmiah di negeri ini. Tegakah kita terus mengejar ambisi pribadi/golongan tertentu saja dan malah mengorbankan rintihan ratusan juta rakyat kita yang menanti akan kehidupan yang lebih baik di luar sana?
Seharusnya mahasiswa UI, UGM, dan ITB mulai menegakkan kembali tiang-tiang pancang negeri ini yang sudah runtuh. Pekerjaan ini bukan sesuatu yang mudah dan tidak akan mungkin bisa dilakukan sendiri. Di sinilah kita membutuhkan sinergi yang nyata antar kampus.
Kita sangat butuh untuk memulai membuka dialog untuk ikut berpikir secara kritis apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk negeri ini. Banyak kombinasi prestasi antara UI, UGM, dan ITB yang bila diimplementasikan akan berdampak masif untuk masyarakat. Hal ini bisa dilakukan oleh masing-masing mahasiswa secara mandiri, tidak perlu menunggu perintah dari organisasi formal seperti BEM atau Ikatan Mahasiswa.
Setumpuk hal menyenangkan bisa kita lakukan bersama-sama, misalnya saja mahasiswa Teknik Material UI dan Teknik Material ITB bisa melakukan riset bersama untuk mengkreasikan sel surya bagi kepentingan listrik desa-desa terpencil, mahasiswa FE UI dan FE UGM bisa mulai membangun banyak UMKM untuk memberdayakan masyarakat marginal, mahasiswa Arsitektur ITB bisa bekerja sama dengan Arsitektur UGM mengikuti pameran-pameran internasional demi mempromosikan keunikan rumah-rumah tradisional Indonesia, dan terakhir ketiganya mungkin bisa ikut mengkontribusikan kemampuan terbaiknya untuk membangun sebuah industri pertambangan sehingga kita bisa terbebas dari cengkeraman perusahaan-perusahaan tambang asing yang sudah mengeruk habis kekayaan alam kita.
Dengan kerja sama tersebut, kita juga bisa ikut mendorong agar rangking ketiga kampus ini bisa lebih terangkat naik. Mungkin kita harus menjadikan target UI, UGM, dan ITB setidaknya bisa tembus 10 besar Asia. Setelah ketiga kampus tersebut bisa masuk ke 10 besar, maka ketiganya akan bisa menarik serta kampus-kampus lain di Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya hingga merangkak naik menyusul.
Jika tiap kampus masih terus berjalan sendiri, pasti akan sulit sekali mengungguli kampus-kampus negara maju itu. Contohnya saja UI yang tahun 2009 menempati peringkat 201 terbaik dunia, tetapi tahun 2011 malah merosot menjadi rangking 217. Bagaimana nasib UI di masa depan dan apakah UGM dan ITB harus mengalami hal yang serupa?
Banyak hal lain yang bisa kita lakukan dan dapatkan sebenarnya dari sini. Ambil contoh seandainya ada salah seorang alumni UI yang kuliah di Jepang dan dia mengetahui akan ada konferensi roket internasional. Maka meskipun bukan almamaternya, ia akan tetap mengajak kawan-kawannya dari Teknik Dirgantara ITB untuk berpartisipasi. Misalnya lagi ada alumni ITB di Swiss yang mengetahui ada program short research di CERN, maka ia tidak akan sungkan mengompor-ngompori temannya dari Teknik Nuklir UGM untuk ikut mendaftar. Dan bila ada mahasiswa Komunikasi UGM mengetahui akan ada seminar mengenai submarine di London yang masih mencari nara sumber, maka dia akan langsung menawarkan untuk mengundang lulusan Teknik Perkapalan UI. Ini adalah beberapa karakter yang mengedepankan kepentingan bangsa dibandingkan egoisme pribadi.
Pola pemikiran berebut job vacancy bagi lulusan UI, UGM, dan ITB seharusnya sudah dibuang ke tong sampah sejak dulu. Untuk apa kuliah di kampus terbaik jika akhirnya kita hanya menjadi karyawan perusahaan-perusahaan asing dimana seberapa keraspun kita bekerja tidak akan pernah menyentuh jabatan teratas. Rencana hidup setelah lulus akan bertitel sebagai JOB SEEKER seharusnya diubah menjadi JOB GIVER.
Bayangkan saja, apabila banyak lulusan kampus tersebut bisa menggalang kekuatan untuk bersatu menumbuhkan industri-industri baru di negara kita, tentu negara kita seperti diberikan jet engineyang bisa membuatnya terbang ke atas dalam waktu yang singkat. Selain itu, jika alumni UI, UGM, maupun ITB yang berprestasi bisa dikumpulkan dalam satu wadah, maka kita tidak perlu repot-repot lagi mencari mata air ilmu dari negara lain.
Justru kita bisa menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara maju yang menjadi tujuan orang asing untuk memperoleh pendidikan. Jadi, pemikiran-pemikiran linear bak mencari kerja setelah kuliah ataupun mengais beasiswa di luar negeri seharusnya bisa direkayasa agar kita justru yang memberi kerja serta menebarkan banyak kesempatan beasiswa.
“Para Visioner adalah orang-orang yang pemikirannya Out of The Box” (Prof Gumilar Rusliwa Soemantri – Rektor UI)
Nasionalisme bisa ditumbuhkan kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun. Kecintaan pada negeri ini tidak ditunjukkan dengan cara menyanyikan Indonesia Raya keras-keras di tengah Bundaran HI. Cinta butuh pembuktian, cinta butuh pengorbanan! Perasaan senasib dan seidentitas bisa menjadidriving force yang sangat baik agar kita tetap konsisten bersama-sama memperjuangkan kesejahteraan 250 juta rakyat Indonesia. Hanya orang CUPU yang masih bersikap egois dan arogan.
Kita harus bisa bertindak lebih cekatan dan melihat peluang-peluang apa yang semenjak dahulu luput dari penglihatan kita. Di saat-saat kritis seperti ini, kita bukan hanya perlu berjalan maju, kita butuh loncatan besar untuk meraih cita-cita mulia bangsa ini.
“AYO BEKERJASAMA! Tidak ada peradaban besar yang bisa dibangun sendirian, sekalipun oleh orang yang hebat. Semua harus didukung dengan kerjasama, antara yang satu dengan yang lainnya.” (Eep Syaifullah)