KEBERADAAN FAKULTAS DAN MAHASISWA
PERTANIAN
Oleh :
RESTU TRI PRASTYO
NIM : 11/318121/PN/12432
PROGRAM S1 PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pangan merupakan unsur pokok dalam hal kelangsungan hidup. Flora maupun fauna membutuhkan makan untuk tetap bisa melangsungkan hidup, karena pangan merupakan kebutuhan primer sebagai penyuplai energi dan kedudukannya tidak bisa tergantikan oleh hal yang lain. Bahkan untuk sekedar mengedipkan mata, mengerakkan jari, dan berfikir semua kegiatan hal itu membutuhkan energi yang bersumber dari makanan yang kita konsumsi. Hal ini yang menjadikan pangan sebagai kebutuhan utama dan pertama bagi mahluk hidup yang harus selalu terpenuhi.
Dalam upaya pencapaian hal tersebut, perlu adanya sebuah usaha pengembangan dan pelestarian bahan pangan yang tentunya hal itu dapat dipenuhi dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkompeten untuk menangani masalah pangan selain juga sumber daya alam yang tersedia. Namun pada faktanya, pertanian yang merupakan sektor yang memegang peran utama dalam menangani permasalahan, pengembangan, dan pelestarian pangan justru memiliki sedikit peminat. Inilah yang sesungguhnya menjadi akar permasalahan tentang pangan yang selalu melanda Indonesia.
B. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa fakultas pertanian dan para calon mahasiswa agar lebih menyadari arti pentingnya keberadaan mahasiswa pertanian sebagai cendekiawan yang memegang peran utama dalam menangani permasalahan, pengembangan, dan pelestarian pangan bagi kelangsungan kehidupan di Indonesia bahkan dunia.
C. Fakultas Pertanian di Mata Publik
Pertanian sering kali dipandang sebelah mata, baik itu sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai ilmu terapan. Bahkan bila dibuat dalam kasta, pertanian dapat digolongkan pada kasta terbawah. Hal ini bukan tanpa alasan, berdalih bahwa prospek ke depan pertanian tidak menjanjikan apalagi bila disejajarkan dengan Teknik, Kedokteran, maupun ilmu – ilmu humaniora ( hubungan internasional, ilmu ekonomi dll) yang dipikir lebih baik secara gelar maupun finansial. Lulusan ilmu teknik akan menjadi ahli engenering, lulusan kedokteran menjadi dokter, lulusan hubungan internasional menjadi ahli diplomat, dan lulusan pertanian akan menjadi petani. Takut menjadi petani, pikiran itu yang mungkin selama ini terbesit pada siswa – siswi sebagai calon mahasiswa sehingga takut dan enggan menjadi mahasiswa fakultas pertanian. Kalaupun ada yang berminat, hal tersebut masih jarang bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa secara keseluruhan.
Apabila hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin fakultas pertanian akan hilang. Padahal semakin sedikitnya jumlah orang yang berpendidikan dibidang pertanian, maka semakin sedikit pula jumlah penelitian dalam pertanian yang menunjang berkembangnya pengetahuan pertanian yang dapat berimbas pada kualitas dan kuantitas pangan yang di produksi (Nasoetion, 1993:105).Perlu diingat pula Indonesia merupakan negara agraris, hal ini berarti bahwa pertanian menjadi tonggak utama yang sudah seharusnya memiliki perhatian lebih sebagai sektor yang menangani ketahanan pangan yang selama ini terus menjadi masalah yang belum terselesaikan.
D. MULTIFUNGSI PERAN PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Pertanian memberikan multifungsi bagi kehidupan manusia. Menyediakan berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air, pangan, sandang, papan (perumahan), keamanan, pekerjaan, sosial politik, industri, pekerjaan, kesehatan, serta pariwisata dan lingkungan hidup.
1.Pertanian Sebagai Penyedia Oksigen
Kebutuhan pertama yang paling mendasar bagi manusia adalah oksigen (O2). Sebegitu pentingnya oksigen bagi kehidupan manusia, terbukti bahwa seseorang dapat bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan atau beberapa hari tanpa air, tetapi tanpa oksigen, otak manusia hanya mampu bertahan antara 5-7 menit saja. Walaupun oksigen sangat vital bagi kehidupan manusia, namun karena ketersediaannya di alam secara gratis, maka manusia jarang mengapresiasinya. Kecuali ketika ia susah bernapas atau berada di tempat yang tertutup atau beroksigen tipis, misalnya di puncak gunung yang tinggi dan di ICU rumah sakit.
Meskipun secara teknis oksigen dapat diproduksi oleh manusia dan dimasukkan ke dalam tabung, namun kemasannya sangatlah tidak praktis, jumlahnya terbatas, dan harganya relatif mahal. Tentunya yang paling praktis dan murah (gratis) adalah oksigen yang tersedia bebas di udara. Oksigen bebas tersebut dihasilkan oleh tumbuhan sebagai produk dari kegiatan fotosintesis, melalui reaksi kimia sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Betapa agungnya Tuhan yang telah mengatur adanya proses fotosintesis dengan menciptakan tumbuhan sebagai mesinnya, dan betapa baiknya tumbuhan yang telah menghasilkan oksigen secara gratis, karena bayangkan jika harus membeli, berapa mahalnya harga oksigen yang kita konsumsi sehari – hari.
2.Pertanian Sebagai Penyedia Air
Tumbuhan, terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan secara langsung terlibat dalam siklus hidrologi (siklus air). Hujan yang turun di atas pegunungan akan ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang jernih di kaki pegunungan. Jika pohon-pohon di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air tidak terserap sehingga akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering menyengsarakan.
3.Pertanian Sebagai Penyedia Pangan
Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah makanan (pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian (dalam arti luas : daging oleh peternakan dan perikanan). Teknologi modern yang ada sekarang pun belum dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk kebutuhan pangannya, manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian. Peranan pertanian sebagai penyedia pangan akan semakin krusial dikarenakan populasi umat manusia di bumi ini bertambah sekitar 2% pertahun, sementara peningkatan produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang dari 2%. Ironisnya, populasi terbanyak umat manusia terdapat di negara-negara berkembang yang memiliki produksi dan produktivitas pertanian yang rendah, sementara produksi dan produktivitas serta pemasarannya, dikuasai oleh negara-negara maju yang populasinya relatif lebih sedikit.
4.Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Papan
Walaupun papan atau perumahan, dapat dibuat dari berbagai bahan sintetis, semisal plastik, seng, beton, dll., tetapi sebagian besar bahannya menggunakan produk pertanian, terutama kayu. Kayu dan bahan produk pertanian lainnya juga menjadi bahan baku berbagai mebeler. Apabila pertanian yang membidangi ketersediaan bahan baku tersebut tidak diperhatikan, maka akan mengganggu kelancaran pembangunan yang ada.
6.Pertanian Sebagai Sumber Nafkah (Bidang Pekerjaan)
Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis yang dapat diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian bukan saja sebagai suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat merupakan pekerjaan untuk mendapatkan nafkah. Mulai dari proses produksinya (bibit, benih, pupuk dan sarana peralatan lainnya), pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, pengepakan, dan pemasaran melibatkan berbagai jenis usaha maupun pekerjaan yang telah menjadi mata pencaharian berjuta-juta orang di seluruh dunia. Apabila suatu kegiatan non-pertanian koleps atau bangkrut, contohnya ketika PT Dirgantara Indonesia dan berbagai bank mengalami krisis dan bangkrut, maka usaha pertama yang dipilih oleh orang-orang yang kehilangan mata pencaharian adalah kegiatan pertanian. Sejarah krisis ekonomi di seluruh dunia membuktikan bahwa ketika lapangan kerja lain tidak ada, manusia kembali ke pertanian.
7.Pertanian Sebagai Faktor Sosio-Politik
Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya dapat digunakan sebagai suatu alat sosio-politik. Pemerintah suatu negara yang gagal menyediakan produk pertanian, terutama pangan yang cukup untuk rakyatnya sudah terbukti banyak yang jatuh. Uni Soviet sebagai negara adikuasa ternyata terpecah-pecah menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir tetapi oleh ketidakmampuan Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan pangan yang cukup untuk rakyatnya. Rakyat yang kelaparan dapat berdemonstrasi bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka kosong karena produk pertanian sulit dan mahal.
8. Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Baku Industri
Produk pertanian, selain dapat dikonsumsi secara langsung banyak juga yang merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Sebagai contoh, tanaman obat merupakan bahan baku industri jamu dan farmasi, tanaman berminyak, a.l. kelapa sawit, kacang tanah, bunga matahari dll. Sementara getah karet menjadi bahan baku industri ban dan industri yang menggunakan lateks. Berdasarkan berbagai bahan baku tanaman, tersebar berbagai jenis industri yang sering juga berupa rangkaian industri dari hulu sampai ke hilir. Berjuta-juta orang sangat tergantung dari berlangsungnya kegiatan industri-industri tersebut. Apabila bahan baku tidak dapat lagi disuplai oleh dunia pertanian, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi, sebagian besar industri bahkan bisa jadi seluruh industri akan bangkrut.
9. Pertanian Sebagai Sumber Devisa Negara
Produk pertanian tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam negeri, tetapi banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain. Kegiatan ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat penting untuk membiayai pembangunan. Di antara produk pertanian Indonesia yang banyak diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet, rotan, dll.
10. Pertanian Sebagai Industri Pariwisata dan Kesehatan Rohani
Tanaman pertanian dapat dijadikan sebagai objek wisata , contohnya perkebunan teh dan gunung yang menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani, terutama bagi orang yang sudah penat dan suntuk serta lelah bekerja. Setiap akhir pekan, apalagi saat liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta menenangkan, selalu dipenuhi oleh orang-orang untuk berlibur atau menenangkan diri. Bayangkan hanya dengan menyediakan alam yang asri dan indah, pemasukan dari sektor pariwisata di Puncak sudah sangat berkonstribusi kepada nilai ekonomi dari tanaman tehnya sendiri. Apabila semakin lama semakin banyak pejabat dan orang kaya mengonversi hutan dan kebun teh di Puncak menjadi vila-vila dan hotel untuk kesenangan segelintir orang, maka bayangkan berapa banyak kerugian yang akan dialami. Perikanan yang merupakan sub-bidang pertanian lain, kini bukan saja menjadi pemasok protein hewani sebagaimana subbidang peternakan, tetapi juga menjadi sebuah alat hiburan dan pelepas penat juga. Kolam pancing menjamur dimana-mana dengan peminat dari segala lapisan kehidupan dan berbagai tahapan usia ( Suganda, 2010 : 1-4 )
D. PERAN MAHASISWA PERTANIAN
Pendidikan tinggi pertanian tujuan utamanya ialah menghasilkan tenaga yang mampu menawarkan jasanya sebagai peneliti, komunikator, penyuluh, dan sebagai pengelola kegiatan usaha pertanian dalam sekala besar. Apabila pendidikan seorang mahasiswa di perguruan tinggi pertanian diberikan latihan praktik, tujuannya bukanlah menjadikannya “ siap pakai” melainkan menjadi “ siap tempur “ menghadapi permasalahan baru yang sebelumnya tidak ada ( Nasoetion, 1993:38-39).
Daftar Pustaka
Nasoetion, Andi H. 1993. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian.Cetakan ketiga.
Jakarta:Pustaka Litera Antar Nusa.
Suganda, tarkus. 2010. Manfaat pertanian. Jakarta: Margahayu Raya.