21 November 2012

Mas Kunyit

Hari ini aku bertemu dengan seorang senior, panggil saja Mas Kunyit. Entah kenapa gak seperti biasanya, pertemuan kami biasanya selalu diawali sapa mesra nan manja ( bukan cinta tapi hanya sebatas kakak ). Namun hari ini kita saling diam. Pukul 13.00 Waktu Indonesia bagian Barat, lebih tepatnya bagian Jogja aku keluar dari kelas Dasar Penyuluhan ( maklum masih semester 3 jadi serba dasar ) sampai IP pun masih terpuruk didasar ( cukup jangan bahas IP ), dengan sempoyongan seusai kuliah bak sepeda berkarat yang dikayuh kakek tua berbadan cungkring, badan ini mulai kehilangan arah, sama seperti halnya hatiku yang tak  menentu ( eea ) lah kok malah jadi alay  (aku sudah mau sembuh jadi alay loh..). Alhasil pemikiran pertama adalah sekre, sebenarnya lebih tepat disebut gudang berpenghuni, pasalnya ( puntung rokok berserakan, ada yg diatas lemari ada yg diatas meja, di atas kursi di atas kepala, di atas mata, serba di atas deh.., ada yang masuk botol , masuk gelas, masuk baju, masuk celana masuk hidung, pokonya serba masuk deh.. dan yang parahnya ada yg dimasukan kedalam lemari pendingin/freezer ) gimana coba kalo ada yang mau ambil sedotan buat minum, kemudian waktu nyedot bibirnya melepuh kena puntung rokok yang panasnya 80oC ( imajinasi TK yang terbawa hingga dewasa ). Ada lagi   Card syndrom , dimana ada masanya sekelompok manusia yang mencintai permainan kartu melebihi cinta sama cewek maupun cowoknya ( lebih ngeri dari homo akut pokoknya) homo aja walau gak cinta sama cewek dy masih mau cinta sesama cowok, super ngeri deh. Tiada hari tanpa main kartu dan yg memeprihatinkan ketika main kartu disiang bolong mereka selalu buka baju dan memprtontonkan perut buncit mereka yang lebih besar dari galon 19 Liter ( we are pejantan tambun begitu teriaknya ).

Sesampainya di gudang berpenghuni (sekre) aku dengan gaya maskulin dan maco meletakkan tas dipojok ruangan dekat grombolan “pejantan tambun”. Akupun melihat sosok yang tak asing ya..dia mas Kunyit sedang serius menghadap netbook ,  mendengar suara merdu dari ayunan tanganku saat meletakkan tas, diapun melihatku, dan kami berpandang-pandangan. Namun tak lama pandangan melankolis itu sirna ketika mas Kunyit mengayunkan jari telunjuknya kearah hidung dan mengorek-ngorek sesuatu sambil memalingkan wajahnya dariku. Akupun terkejut melihat gelagat tidak biasa dari mas kunyit sambil menahan muntah melihat korekan jari telunjuknya yang semakin dalam.  Aku coba tetap tabah dan merangsak duduk disudut ruangan yang begitu pengap lebih pengap dari toilet umum. Aku mulai menulis, awalnya sih ingin menulis konsep acara pengabdian ( maklum aktivis kampus, biar alay tapi tetap bermanfaat bagi nusa dan bangsa).

 Namun seiring berjalannya waktu ( 5 detik kemudian aku bosan) dan akhirnya aku menggambar, sedang asik menungkan penat disecarik kertas bekas kacang rebus semalam, tiba-tiba datang seorang wanita paras sebut saja Nima. “ Ada apa kak” Tanyaku. “ Lagi tungguin mbk Ira” saut mbk Nima sambil tersenyum manis dan akupun mebalasnya dengan senyum manja sambil berkedip tiga kali tepat tanda sinyal hijauku.. ( wajar dong aku masih agak  normal ). Tak lama kemudian ( 3 jam kemudian ) datang kak Ira bersama  tiga temannya. Tanpa basa-basi mbk Ira dan temannya mempersilahkan seluruh penghuni sekre meninggalkan ruangan karena sekre mau dibersihkan dari segala macam sampah (akupun sadar dan minggir)  .Semua penghuni keluar namun dengan wajah muram , kelabu melebihi kelabu dimalam minggu tanpa pacar, dan pandangan mas Kunyit semakin tajam saja seolah-olah ingin menusuk leherku , memotong tangan dan kakiku kemudian memasukkan potongan tubuhku kedalam koper dan dibuang ke kantor polisi, sungguh menyeramkan. Pada malam harinya pun aku coba mencari tahu dengan membuka beberapa referensi terpercaya yaitu facebook, setelah cukup lama mencari ( 10 detik ) akupun tau dari status mas Kunyit , dia marah karena kemarin malam saat bermain futsal aku lupa mengelap kringat mas Kunyit dengan handuk panas.
Tamat

03 Juni 2012

DEFFERENCE OR FULL COLOUR?


DEFFERENCE OR FULL COLOUR?

1. Opini
Opini
Orang Asia cenderung berbelit-belit dalam hal berargumen, terkadang harus berputar-putar dulu untuk mengatakan sesuatu, padahal maksudnya tidak serumit yang dimaksud. Beda dengan orang Barat, langsung ke pokok masalah dan mereka nggak biasa basa-basi.
2. Waktu.
Waktu
Orang Asia terkenal kurang menghargai waktu, kalau ada janji, kadang tidak tepat waktu, banyak alasan.
Orang Barat paling nggak suka kalau janji jam karet alias telat waktu.

3. Gaya Hidup.
Gaya Hidup
Orang Barat cenderung individualis, berbeda dengan orang Asia, kalau orang Asia khususnya Indonesia, makin senang kalau tetap deket sama keluarga, makan ora makan kumpul.
4. Hubungan.
Hubungan
Karena orang Barat lebih individualis, maka dalam pertemanan ataupun bersosialisasi cenderung terbatas, berbeda dengan orang Asia dimana dalam bersosialisasi atau pertemanan lebih komplek, makanya situs jejaring Facebook ataupun Friendster lebih banyak diminati oleh orang Asia, khususnya Indonesia.
Kalau orang Barat sekedarnya saja.
5. Perayaan / pesta
Perayaan / Pesta
Jika ada kenduri atau pesta orang Asia lebih suka mengundang orang sebanyak mungkin kalau sedikit rasanya nggak afdol, bahkan ada yang buat acara beberapa kali dan dilokasi yang berbeda, contohnya dalam acara pernikahan, benar-benar pemborosan, berbeda dengan orang Barat, mau acara pernikahan saja undangannya lewat Fax. dan nggak semua orang diundang, cukup kerabat atau teman dekat, lebih sederhana dan nggak boros biaya.
6. Terhadap sesuatu yang Baru
New things
Orang Barat kalau ada sesuatu yang baru, tidak serta merta keblinger pengen tahu dan pengen memiliki atau memakainya , hanya sekedar tahu saja, berbeda dengan orang Asia, kalau ada sesuatu yang baru, belum puas kalau belum sampai memilikinya, makanya nggak heran kalau orang Indonesia banyak yang konsumtive, punya handphone gonta ganti, bahkan ada yang koleksi HP, mobil tiap tahun gonta-ganti, hanya karena nggak mau ketinggalan model.
7. Anak
Anak
Di keluarga Barat, anak dididik supaya mandiri semenjak kecil, setelah dewasa orang tua sudah melepaskannya, sudah hidup masing-masing berbeda dengan di Asia terutama di Indonesia, perlakuan orang tua terhadap anak sudah sangat protektif, sehingga anak tidak mandiri, sampai usia dewasapun sang orang tua tetap masih aja ngurusin anaknya, dengan harapan keturunan mereka bisa lebih langgeng dan sukses.
8. Trendi
Trendi
Jika orang Barat lebih seneng sesuatu yang berbau traditional dan alami, kebalikannya kalau orang Asia belum disebut trendi kalau tidak bergaya ke barat-baratan, contoh : orang Asia lebih merasa gengsi kalau makan di tempat fast food, padahal dinegara asalnya makanan tersebut bisa dibilang makanan biasa saja.
9. Atasan / Bos
Atasan
Ini yang menarik, orang Asia umumnya memperlakukan atasan lebih dari yang lainnya, nggak sedikit yang j**at p**t*t , dan sang atasannya pun senang diperlakukan seperti itu. Berbeda jika di Barat, atasan tidak terlalu menonjolkan diri sebagai yang punya kuasa penuh, tetap sejajar dengan bawahan, namun tetap punya kekuasaan dan diakui sebagai atasan.
10. Masa Tua
Masa Tua
Kalau orang Asia masa tua lebih banyak ngurusin cucu, kalau di Barat nggak ada namanya ngasuh cucu, paling banter sekedar temu kangen saja, karena hidupnya sudah masing-masing.
11. Transportasi.
Transportasi
Dahulu orang Barat sewaktu muda lebih suka pakai mobil, sekarang malah lebih suka pakai sepeda, mungkin karena faktor pentingnya kesehatan berbeda dengan orang Asia, kalau dulu masih pakai sepeda (mampunya beli sepeda) sekarang sudah harus pakai mobil, kalau mampu lagi pakai supir pribadi.
12. Di tempat makan.
Di tempat makan
Ditempat makan, kalau orang Barat cenderung tertib jika sedang makan, nggak rame dan seberisik orang Asia.
13. Wisata
Wisata
Kalau lagi wisata, orang Asia paling suka photo-photo, beda sama orang barat, kalau ke tempat wisata lebih suka mengamati keindahan suasana daripada photo-photo.
14. Keindahan tubuh ideal.
Tubuh ideal
Orang Barat merasa ideal punya warna kulit tubuh kecoklat-coklatan, makanya sering berjemur dipantai, beda kalau orang Asia terutama orang Indonesia, malah sangat mendambakan warna kulit putih, makanya di Indonesia paling laku tuh artis-artis Indo, malah nggak banyak yang kawin sama bule, biar memperbaiki keturunan.
15. Menghadapi masalah.
Masalah
Kalau orang Asia lebih umum berpikiran bagaimana supaya bisa menghindari masalah, berbeda dengan orang Barat, bagaimana jika saya menghadapi suatu masalah. Makanya jangan heran kalau di Indonesia orang mau sukses ambil jalan pintas, mau bisnis sukses, main suap rekan bisnis, mau anak sukses jadi pegawai negeri, main suap sana suap sini, mau jadi caleg, asal punya duit jadi deh nomor urut 1, nggak sedikit yang datang ke dukun supaya lebih tercapai cita-cita jadi anggota dewan.
16. Marah

Kalau orang Barat lagi marah, memang benar-benar marah, beda kalau orang Asia lebih banyak memedam amarah, terkadang ada istilah dibalik senyuman ada kebencian.
17. Percaya Diri.
PD
Suka tidak suka orang Barat lebih percaya diri dibanding orang Asia.
18. Hari Minggu
Minggu
Orang Asia lebih suka menghabiskan waktu hari libur Sabtu dan Minggu pergi jalan-jalan, sekedar pergi ke Mall, nonton bisokop, kongkow-kongkow, beda dengan orang Barat, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dibanding pergi jalan-jalan.
19. Makan
Makan
Umumnya orang Barat makan dibagi 3, makan pembuka, makanan Utama, dan makanan penutup, beda kalau orang Asia ketiga2x-nya makanan utama, alias Nasi 
Ilustrasi ini dibuat oleh seorang seniman China Yang Liu yang lahir di China tapi sekolah di German. Dia melukiskan perbedaan budaya Asia dan Barat :

17 April 2012

08 April 2012

Ekonomi Pertanian

Ekonomi Pertanian adalah bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun makro (Mubyarto, 1986) 
Cakupan: 
1. Pengertian tentang sistem ekonomi dan hubungan mutualistik antar komponen pada sektor pertanian
2. Mempelajari hukum-hukum ekonomi dari perilaku rasional manusia pada kegiatan produksi, prosesing, distribusi dan konsumsi hasil pertanian
3. Mempelajari kinerja perdagangan internasional dan pengaruhnya pada sektor pertanian domestik
4. Mengkaji permasalahan ekonomi di tingkat petani, regional dan nasional
......................( Ingin tahu lebih jauh tentang ekonomi pertanian ) silakan download materinya di :http://www.mediafire.com/?9zyzuwez9tt00ma

04 April 2012

Cara Menjadi Entrepreneur Sukses

STEP 1, Mulailah dari Sebuah Mimpi
Mulailah dari sebuah mimpi, impian dapat berupa harta benda, jabatan, kesejahteraan atau kekayaan yang berlimpah. Kemudian pupuklah mimpi itu sehingga anda menemukan jalan mana yang harus anda tempuh untuk mencapainya. Ketika anda meneumukan jalan atau cara untuk mencapainya kenalilah jalan itu dengan baik sehingga anda dapat mencintai dan meyakininya bahwa itulah jalan yang harus anda lalui untuk mencapai mimpi anda. Keyakinan tersebutlah yang memperteguh hati anda untuk tetap memperjuangkannya apapun rintangannya.
STEP 2, Jalani Prosesnya
Setelah anda menemukan jalan atau cara untuk mencapai mimpi anda jalani prosesnya, lakukan action, mulai dari apa yang bisa anda lakukan, diperjalanannya kita akan belajar bagaimana menghadapi setiap masalah bisnis yang kita hadapi, apakah masalah modal, mengelola orang, produk yang inovatif dengan sendirinya seiring dengan perjalanan waktu asal kita konsisten kita akan menemukan jalan keluarnya dan menjadikan kita sebagai pemenang.
STEP 3, Tetap Menambah Ilmu atau Belajar Bisnis dari Orang – Orang  Sukses.
Jangan lupa bahwa setiap jenjang yang kita lalui pasti ada ujiannya maka tetaplah menambah ilmu bisnis dari orang – orang yang telah sukses bisnis baik melalui pergaulan, buku – buku maupun seminar – seminar
STEP 4, Lakukan Tindakan Bisnis walaupun Berat resikonya
Ketika kita meyakini suatu jalan bisnis maka lakukanlah tindakan walaupun berat resikonya, karena dari tindakan itulah akan tercipta ke ajaiban, keajaiban datang karena kita mengundangnya, dia tidak datang kepada orang yang berdiam diri. Inilah yang membedakan seorang entrepreneur dengan manager, seorang entrepreneur berani mengambil resiko sedangka seorang manager hanya mampu mengambil tindakan yang semestinya dilakukannya.
STEP 5, Membuka Diri untuk Menerima Masukan Orang Lain
Ketika kita meyakini sesuatu jangan membuat kita menutup diri menerima masukan dari orang lain, dengarkan orang lain dengan baik, analisa, pikirkan dan lakukan tindakan sesuai dengan hati nurani anda, jangan tolak mentah –menetah masukan orang lain walaupun berbeda dengan prinsip anda
STEP 6, lakukan Penjualan lebih Banyak dengan Mengetahui Siapa Target Pelanggan Anda
Identifikasi siapa saja yang butuh produk anda, kemudian pikirkan bagaimana cara mencapai pelanggan tersebut, apakah dengan cara beriklan, dengan cara layanan antar ke alamat, meningkatkan mutu layanan, memberikan bonus, memberikan reward, memberikan kompensasi dll.
STEP 7, Bekerjalah Lebih Giat dari Pesaing Anda
Entrepreneur sejati akan berusaha semasimal mungkin untuk menggapai impian bisnisnya, dia mampu bekerja tidak mengenal waktu dan otaknya selalu berfikir bagaimana memajukan bisnisnya
STEP 8, Bangunlah Hubungan Baik Dengan Lebih Banyak Orang.
Tidak sedikit orang yang mau bayar lebih mahal asalkan mereka merasa diperlakukan dengan baik dan mereka merasa ada keterikatan batin dengan kita
STEP 9, Tetap Fokus Pada Tujuan Anda
Hadapi setiap rintangan bisnis anda, jangan sampai rintangan mengalihkan perhatian anda untuk memulai sesuatu yang baru, sehingga anda meninggalkan sesuatu yang telah anda jalani. Intinya setiap usaha ada peluangnya, yang membedakan hanyalah bagaimana kita melakukannya.
STEP 10, Jangan Lupa Berdo’a dan Bersedekah
Karena do’a dan sedekah adalah cara untuk mendapatkan pertolongan Allah Swt.
Semoga artikel ini bermanfaat
 By Deryandri

02 April 2012

RUU PNEDIDIKAN TINGGI

Apa yang akan terjadi jika RUU Pendidikan Tinggi "ngotot" disahkan DPR pada tanggal 4 April nanti? Berikut bahaya jika RUU Pendidikan Tinggi disahkan oleh DPR pada tanggal 4 April 2012 yang akan datang:

1. Aset Kampus Bebas Disewakan oleh Universitas dengan biaya mahal.
Pasal 80 RUU Pendidikan Tinggi mengatur bahwa perguruan tinggi otonom boleh mendirikan badan usaha dan mengembangkan dana abadi. Kampus tak ubahnya perusahaan yang mencari dana dengan punya badan usaha, karena pembiayaan dari negara dikurangi.

2. Perguruan Tinggi Asing Boleh Mendirikan "Cabang" di Indonesia
Di pasal 114, perguruan tinggi negara lain dapat menyelenggarakan pendidikan di Indonesia (ayat 1). Prosesnya dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi Indonsia dan mengangkat dosen serta tenaga kependidikan dari warga negara Indonesia (ayat 2). Jadi, jangan heran jika nanti akan ada Universitas Harvard Cabang Indonesia, Universitas Oxford Cabang Yogyakarta, dan lain sebagainya, yang mahasiswanya adalah mahasiswa Indonesia!  

3. Mahasiswa yang tidak mampu akan disuruh "Berutang" kepada pemerintah, dan dibayarkan setelah lulus kuliah.
Dalam hal pemenuhan hak mahasiswa (pasal 90), pemerintah memiliki opsi yang cukup aneh, yaitu memberikan dan/atau mengusahakan pinjaman dana kepada mahasiswa (ayat 2 huruf c). Pinjaman dana kepada mahasiswa ini diberikan tanpa bunga atau dengan bunga (ayat 3) dan dilunasi selepas lulus kuliah atau mendapatkan pekerjaan. Jadi, jika ada rakyat kecil tidak mampu yang ingin berkuliah, ia akan dipinjami uang oleh negara dan harus ia bayarkan setelah lulus. Menarik, bukan? Alih-alih mengentaskan kemiskinan, pemerintah justru memberi beban biaya tambahan buat mahasiswa miskin lewat utang. Negara mengajari rakyatnya berutang.

4. Organisasi Kemahasiswaan di kampus akan diatur oleh Menteri.
Ada 3 pasal yang mengatur spesifik mengenai mahasiswa, yaitu pasal 14 tentang posisi mahasiswa sebagai sivitas akademika, pasal 15 tentang kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, serta pasal 91 tentang organisasi kemahasiswaan. Pasal 15 menyebutkan bahwa kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dilaksanakan melalui organisasi kemahasiswaan (penjelas, ayat 2), sementara peraturan mengenai kegiatan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri. Sementara itu, organisasi kemahasiswaan diatur lebih lanjut dalam AD/ART Organisasi (pasal 91 ayat 6). Hal ini bukan hanya tumpang tindih, tetapi juga bisa mengulang episode lama NKK/BKK jika benar disahkan. Sebab, nanti yang akan mengatur organisasi mahasiswa adalah menteri.

5. RUU Pendidikan Tinggi adalah UU BHP Jilid 2: Rakyat Kecil semakin susah kuliah jika tak punya uang. Jika selama ini negara hanya mencabut sebagian dananya dari kampus BHMN, sekarang semua kampus akan sama: ditarik pembiayaannya, dan belajar menghidupi sendiri. Pendidikan akan semakin mahal. Imbasnya, rakyat kecil tidak bisa sekolah. Sebagai catatan, mahasiswa paling banyak menanggung 1/3 dari biaya operasional pendidikan (pasal 106 ayat 4).

6. Perguruan Tinggi Swasta akan "berperang" dengan Yayasan karena sama-sama berbahan hukum. Pasal 70 ayat (3) menyatakan bahwa PTS itu sifatnya berbadan hukum bersifat nirlaba. Sementara itu, bentuk Yayasan juga Badan Hukum. Jadi, ini ibarat membuat rumah dalam rumah. PTS seharusnya adalah "amal usaha" dari yayasan, yang berbadan hukum. Jika PTS disuruh berbadan hukum, posisinya setara dengan yayasan, menimbulkan kerancuan antara "siapa" mengatur "siapa", sebab posisinya akan sama. Sebagai catatan, posisi perguruan tinggi swasta hanya mendapatkan bahasan 2% dari seluruh pasal. Sangat tidak jelas.

7. RUU Pendidikan Tinggi berpotensi melahirkan banyak RUU baru, karena semua jenis pendidikan akan minta diatur pemerintah. Ini dampaknya adalah pemborosan anggaran negara. Informasi yang BEM KM UGM dapatkan, setiap pembahasan satu UU menghabiskan uang 1-2 M. Jelas, ini namanya celah proyek yang sangat besar bagi anggota parlemen kita. Apalagi, nanti akan muncul banyak RUU baru di semua jenis pendidikan.Siapa yang untung? Jelas, para makelar proyek dan calo anggaran di rumah wakil rakyat kita itu!

25 Maret 2012

KATA-KATA MUTIARA Ir.SOEKARNO


Ir. Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Beliau mempunyai peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Bersama dengan Mohammad Hatta menjadi proklamator yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Tapi apakah kita semua masih ingat kata-kata mutiara Putra Sang Fajar?


1. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno).

2. “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno).

3. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno).

4. “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno).

5. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961).

6. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno.

7. “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno).

8. “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno).

9. “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno).

10. “Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno).

11. “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno).

12. “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno).

13. “Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno).

14. “Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno).

15. “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno).

16. "Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia."

UGM KRITISI BBM


YOGYAKARTA-Setiap terjadi kenaikan harga minyak dunia, yang memicu membengkaknya jumlah subsidi dalam APBN, pemerintah selalu mewacanakan program pembatasan pemakaian BBM bersubsidi dan program pengembangan bahan baku alternatif (BBA). Namun, kedua program tersebut tampaknya hanya sebatas wacana saja. Ujung-ujungnya, pemerintah selalu memilih alternatif kebijakan yang paling gampang ditempuh, yakni penaikan harga BBM bersubsidi. Ironisnya, setelah penaikan harga BBM bersubsidi diputuskan, pemerintah seakan melupakan begitu saja kedua program tersebut.
“Jika tahun berikutnya terjadi lagi kenaikan harga minyak dunia, pola kebijakan serupa terulang kembali, seperti yang tengah terjadi pada 2012 ini,”papar Direktur Eksekutif Mubyarto Institute, Dr.Fahmy Radhi, MBA, saat berbicara pada 90 Minutes Seminar on Knowledge Partnership dengan tema “Menyikapi Kebijakan BBM di Indonesia” , di R. Multimedia Lt.3, Rabu (21/3).
Fahmy menambahkan di satu sisi, rencana pembatasan itu akan menghemat subsidi BBM sekitar Rp 165,3 triliun. Namun, dengan persiapan yang teramat minim dikhawatirkan rencana itu akan lebih banyak mendatangkan “madharat” daripada manfaatnya. Di tengah ketidakberdayaan Pertamina dalam menyediakan kebutuhan Pertamax akan memaksa bangsa ini semakin tergantung kepada komoditas impor. Pasalnya, konsumsi premium sudah mencapai sekitar 23,2 juta kilo liter per tahun, sedangkan produksi Pertamax dari kilang Pertamina hanya mencapai 600 ribu kilo liter per tahun.
“Akan tidak terelakan lagi, kebijakan pembatasan BBM subsidi dengan migrasi ke Pertamax meningkatkan impor Pertamax dalam jumlah yang sangat besar. Meskipun belakangan ini diurungkan dan beralih ke BBG (bahan bakar gas),”kata Fahmy.
Dosen Sekolah Vokasi ini juga menilai kenaikan harga BBM bersubsidi selalu memberikan dampak terhadap penurunan tingkat kesejahteraan rakyat, bahkan memberikan kontribusi dalam pemiskinan rakyat Indonesia. Pemberian kompensasi akibat kenaikan harga BBM dalam bentuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada keluarga miskin, imbuh Fahmy, tidak memadai untuk menomboki kenaikan harga kebutuhan pokok yang dipicu kenaikan harga BBM.
“ Agar akselerasi proses pemiskinan dari dampak penaikan harga BBM tidak terjadi, jumlah dana BLSM seharusnya dinaikan menjadi sebesar Rp 200.000 hingga Rp 250.000 setiap keluarga per bulan. Bukan hanya Rp 150.000 per bulan,”tegasnya.
Sementara itu Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Prof.Dr. Jumina dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM dapat menimbulkan multiplier effect . Dengan kondisi itu maka sebelum diimplementasikan pada tanggal 1 April 2012 nanti sebaiknya disikapi secara arif dan diantisipasi secara lebih dini sehingga implikasi negatif seperti pelemahan ketahanan energi nasional tidak terjadi.

Jumina menjelaskan bahwa ketahanan energi, khususnya BBM merupakan salah satu faktor krusial dalam ketahanan nasional sehingga wajar jika Lemhanas memberikan sinyal kepada pemerintah bahwa stok BBM Indonesia yang rata-rata hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama 20 hari saja rawan ketahanan energi.
“Angka tersebut jauh di bawah stok minyak Singapura yang mencapai 120 hari dan Jepang 107 hari. Padahal kita tahu kedua negara maju itu tidak memiliki deposit minyak bumi,”kata Jumina.
Ia menilai kebijakan energi (dalam hal ini BBM) yang tidak tepat, baik untuk negara pengimpor maupun pengekspor dapat menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan energi negara tersebut. Ancaman yang mungkin terjadi yaitu baik ancaman non fisik seperti harga minyak mentah yang fluktuatif di luar perkiraan, maupun ancaman fisik seperti sabotase infra struktur BBM dan sumber energi non BBM.
Di akhir paparannya Jumina juga mendorong agar pemerintah melakukan penguatan ketahanan energi melalui penghematan energi terbarukan maupun energi tak terbarukan yang diproses supaya ramah lingkungan , mempercepat penguasaan teknologi di bidang eksplorasi, pengelolaan konversi, penghematan energi dan teknologi energi baik terbarukan maupun tak terbarukan (Humas UGM/Satria AN)

08 Maret 2012

DAMPAK SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION

DAMPAK PENERAPAN SRI TERHADAP USAHA TANI
A.  Dampak Terhadap Produktivitas
Melalui teknologi yang digunakan pada budidaya padi organik metode SRI diperoleh hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sistem konvensional.  Peningkatan produksi/produktivitas pada umumnya terjadi karena jumlah anakan padi lebih banyak.  Melalui paket teknologi yang digunakan pada dasarnya memungkinkan terbentuknya anakan yang lebih banyak daripada sistem konvensional. Jumlah anakan pada metode SRI berkisar 30-40 anakan/rumpun sedangkan pola konvensional berkisar 25-30 anakan/rumpun.  Dengan anakan yang cukup banyak, menyebabkan anakan produktif yang terbentuk juga cukup tinggi sehingga sangat memungkinkan hasil gabah lebih tinggi.  Hampir semua jenis padi yang ditanam memberikan peningkatan produksi terutama bagi petani yang telah melakukan pola SRI lebih dari dua kali tanam.  Berdasarkan hasil penelitian Wardana et al., (2005) di Kabupaten Garut dan Ciamis diperoleh data bahwa hasil padi yang diperoleh dengan metode SRI rata-rata berkisar 5-7 ton/ha, sementara bila diusahakan secara konvensional diperoleh hasil gabah rata-rata antara 4-5 ton/ha.
B.  Dampak Terhadap Penggunaan Saprodi
Secara umum penerapan pola SRI lebih ditekankan pada pola penghematan dalam penggunaan air.  Namun demikian secara bertahap pola SRI telah mendorong pada substitusi penggunaan input produksi usahatani, seperti penggunaan pupuk an organik dan pestisida yang sebelumnya dipergunakan oleh sebagian besar petani. Melalui pemahaman usahatani padi SRI sebagai padi organik dengan mempergunakan pupuk organik, selain bebas residu kimia bagi kesehatan tubuh manusia, juga secara langsung mendukung penyehatan tanah dan lingkungan.
Model SRI mampu menghemat saprodi berupa benih, pupuk dan insektisida.  air irigasi.  Dengan kebutuhan pengairan yang macak-macak saja maka kebutuhan jumlah air per hektar mengalami penurunan sangat drastis.  Hal ini membawa dampak Disamping itu SRI tidak merekomendasikan penggunaan pupuk kimia, sehingga  akan mengurangi biaya tunai petani.  Efisiensi penggunaan input yang signifikan adalah penggunaan pada kemampuan air irigasi dalam mengairi sawah, terutama pada musim kemarau jika pola SRI diterapkan pada skala luas.
C.  Dampak Terhadap Pendapatan Petani
Dampak yang dirasakan dari penerapan teknologi SRI adalah tingginya produksi padi yang dihasilkan jika dibandingkan dengan cara konvensional, makin tinggi produksi maka nilai jual padi juga makin besar, sehingga keuntungan yang diperoleh petani juga lebih besar, dan ini tentunya akan meningkatkan pendapatan petani.  Keuntungan yang lebih besar akan diperoleh petani apabila memproduksi sendiri kompos dan mikro organisme lokal. Keuntungan diperoleh dengan pengurangan antara out put yang dihasilkan dengan biaya produksi/input yang telah dikeluarkan, hal ini berdampak secara langsung terhadap pendapatan tunai usahatani padi.
Tabel 2. Analisa Usaha Tani Cara Konvensional dan Metode SRI setelah musim     tanam kedua dalam 1 ha.
No Uraian Cara Konvensional Metode SRI
A Komponen input/ha - Benih (Rp.5000/kg)
- Pupuk
* Organik (Jerami + 3 ton kompos)
* An organik Urea,SP36,KCl(2:1:1)
- Pengolahan Tanah
- Pembuatan persemaian
- Pencabutan benih (babut)
- Penanaman
- Penyulaman
- Penyiangan
- Pengendalian OPT dengan
* Pestisida kimia
* Biopestisida
- Panen
250.000 -
750.000
1.000.000
105.000
100.000
350.000
20.000
750.000
500.000
-
1.000.000
25.000 1.200.000
-
1.000.000
30.000
-
350.000
50.000
1.050.000
-
150.000
2.000.000

Jumlah 4.825.000 5.855.000
B Komponen Out put -Produksi padi
-Harga padi Rp. 2.000,-/kg (diprediksi     harga sama)
5 ton 10.000.000 10 ton 20.000.000
C Keuntungan 5.175.000 14.145.000
Sumber :  Mutakin, J  2007.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa secara umum budidaya padi model konvensional memiliki uraian kegiatan  lebih banyak jika dibandingkan dengan metode SRI, namun pada metode SRI diperlukan biaya lebih besar dalam pengadaan bahan organik (pupuk), dan diperlukan tenaga kerja lebih terutama dalam kegiatan pemberantasan gulma dan pemanenan.  Hal ini dapat diminimalisir apabila petani menghasilkan sendiri kompos untuk pupuk organik tersebut, begitu juga dengan tenaga kerja dengan melibatkan anggota keluarga.
Hasil panen metode SRI pada musim pertama tidak jauh berbeda dengan hasil sebelumnya (metode konvensional) dan terus meningkat pada musim berikutnya sejalan dengan meningkatnya bahan organik dan kesehatan tanah.  Beras organik yang dihasilkan dari sistem tanam di musim pertama memiliki harga yang sama dengan beras dari sistem tanam konvensional, harga ini didasarkan atas dugaan bahwa beras tersebut belum tergolong organik, karena pada lahan tersebut masih ada pupuk kimia yang tersisa dari musim tanam sebelumnya.  Untuk musim berikutnya dengan menggunakan metode SRI secara berturut-turut, maka sampai musim ke-3 akan diperoleh beras organik dan memiliki harga yang lebih tinggi dari beras padi sistem konvensional.
KESIMPULAN
1.  Melalui penerapan Metode SRI  diharapkan dapat menanggulangi masalah ketahanan pangan tanpa merusak lingkungan.  Disamping itu Metode SRI mampu memulihkan kesuburan tanah dan mampu memelihara keberlanjutan produktivitas lahan.
2.   Metode SRI tepat diterapkan di Indonesia, karena persoalan lahan yang terus menyempit akibat alih fungsi.  Selain itu terdapat efisiensi penggunaan input benih dan air, serta mendorong penggunaan pupuk organik (efisiensi usahatani).
3.   Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada budidaya padi  dengan Metode SRI sudah terbukti mampu menghasilkan produktivitas padi yang tinggi diatas rata-rata nasional yang pada gilirannya akan memberikan pendapatan yang cukup tinggi bagi petani.
4.   Metode SRI dikenal ramah lingkungan, karena beberapa hal seperti kemampuan memitigasi terjadinya polusi asap akibat berkurangnya pembakaran jerami, sehingga mampu menekan emisi gas CO2 dan emisi gas methan, menekan gas pembusukan, daur ulang limbah, serta mencegah pencemaran lingkungan akibat kontaminasi.  SRI juga menghasilkan produk beras yang cukup sehat sebagai beras organik (Bustanulum, 2007).

DAFTAR PUSTAKA
Berkelaar D. 2001. Sistem Intensifikasi Padi (The System Of Rice Intensification-SRI) : Sedikit Dapat Memberi Lebih Banyak, Bulletin ECHO (terjemahan).
Bustanulm, 2007. http:setjen.deptan.go.id/berita/detail.php?id=151 Keynote Speech Menteri Pertanian RI. Jakarta.
Departemen Pertanian, 2009.  Pedoman Teknis Dampak Pengembangan System of Rice Intensification (SRI) Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (PLA)  Jakarta.
Kuswara dan A. Sutaryat, 2003. Dasar Gagasan dan Praktek Tanam Padi Metode SRI (System of Rice Intensification), Kelompok studi petani (KSP), Ciamis.
Kompas, edisi rabu 16 Januari 2008, Dipopulerkan, Penanaman Padi Sebatang. http://www.kompascetak.com/kompas- cetak/0801/16/sumbagut/4168753.htm.
Mutakin, J. 2005. Kehilangan Hasl Padi Sawah Akibat Kompetisi Gulma Pada Kondisi SRI (System of Rice Intensification). Tesis. Pasca sarjana, Bandung.
Mutakin, J. 2007 Budidaya dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification), Garut.
Santosa E, 2005. Rice organik farming is a programme for strengtenning food security in sustainable rural development, makalah disampaikan pada Seminar Internasional Kamboja ROF.
Sato, S. 2007. SRI Mampu Tingkatkan Produksi Padi Nasional. http:www.kapanlagi.com/h/0000182474.html.
Simarmata, T. 2007. Apa itu System of Rice Intensification (SRI)? http://agribisnis- ganesha.com/?p=29.
Trubus, 2008. Negeri berlimpah Energi dan Pangan (Edisi Khusus). Jakarta
Uphoff  N., 2002. Opportunities For Raising Yields by Changing Management Practices : The Rice Intensification in Madagascar. Agroecological Innovations. Earthscan Publications Ltd. London.
Wardana, P, I. Juliardi, Sumedi, Iwan Setiajie. 2005.  Kajian Perkembangan System Of Rice Intensification (SRI) di Indonesia.  Kerjasama Yayasan Padi Indonesia dengan Badan Litbang Pertanian.  Jakarta.
Wardana, P.I, Sumedi, Iwan Setiaji, 2007. Gagasan dan Implementasi System of Rice Intensification (SRI) dalam kegiatan Budidaya Padi Ekologis (BPE), Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor.

PERBANYAKAN VEGETATIF




Perbanyakan vegetatif adalah pengulangan dan penggandaan jenis yang diwujudkan pada terciptanya generasi baru dimana bahan tanamnya selain biji.
Perbanyakan vegetatif dibagi menjadi 2 :
  1. Perbanyakan vegetatif alami, yaitu perbanyakan vegetatif dimana mengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya pasti sama dengan induknya.
  2. Perbanyakan vegetatif buatan (adanya campur tangan manusia), ada 2 macam, yaitu :
  • Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat, yaitu okulasi, grafting, kultur jaringan.
  • Perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat, yaitu cangkok dan stek (daun, batang, akar)
Keuntungan Perbanyakan vegetatif alami :
  • dapat dipraktekkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji
  • sifat pohon induk diturunkan ke generasi berikutnya
  • masa juvenil relatif pendek
  • mempercepat persediaan bibit
Kelemahan Perbanyakan vegetatif alami:
  • infeksi sistemik oleh virus dapat menjalar ke semua tanaman
  • bahan tanam akan menghabiskan tempat, tidak seperti biji
  • periode penyimpanan bahan tanam pendek
  • mekanisme perbanyakan pada beberapa tanaman tidak praktis
Faktor yang mempengaruhi Perbanyakan vegetatif alami:
  • Faktor Intern :
  1. dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)
  2. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
  • Faktor Ekstern:
  1. suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
  2. kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)
  3. cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)
  4. jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)
Macam-macam Perbanyakan vegetatif alami:
1. Runner atau sulur atau stolon atau geragih
Batang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau tumbuh di bawah permukaan tanah dan pada interval tertentu memunculkan tunas ke permukaan tanah. Contoh: strawberry, lili paris, arbei.

2. Corm
Pangkal batang yang membengkok dan memadat serta mengandung cadangan makanan. Pada dasarnya cormus terdapat subang tempat tumbuhnya akar sedangkan di bagian atasnya (ujung) terdapat mata tunas. Contoh: gladiol, bunga coklat.
3. Bulb (umbi lapis)
Bahan tanam yang terdiri dari suatu batang yang pipih dan pendek berbentuk cawan dikelilingi sisik yang merupakan struktur seperti daun berdaging, sisik ini menutupi tunas (titik tumbuh). Contoh: bawang, tulip.
4. Tuber (umbi batang)
Batang yang mempunyai daging tebal yang terdapat di dalam tanah dan mengandung beberapa mata tunas. Contoh: kentang, talas.

5. Rhizome
Akar rimpang yang memiliki mata tunas baru dan tiap mata tunas akan membengkok sebagai cadangan energi. Contohnya: jahe, kunyit.
6. Anakan
Hasil pembiakan vegetatif induk yang berkembang sendiri yang tumbuh di dekat tanaman induk. Contoh: sansiviera, bambu air.


26 Februari 2012

SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION


Mengenal SRI (System of Rice Intensification)

SRI adalah salah satu jawaban dari krisis pangan yang dihadapi Indonesia. Akan tetapi berbeda dengan metode penanaman padi yan lain, SRI Indonesia dipelopori oleh seorang engineer. Ternyata SRI lebih bisa dimengerti oleh mereka yang memahami engineering walaupun tidak menutup kemungkinan adanya pendekatan lain yang dapat menjelaskan fenomena SRI.
Apa Itu SRI ?

SRI merupakan singkatan dari System of Rice Intensification, suatu sistem pertanian yang berdasarkan pada prinsip Process Intensification (PI) dan Production on Demand (POD). SRI mengandalkan optimasi untuk mencapai delapan tujuan PI, yaitu cheaper process (proses lebih murah), smaller equipment (bahan lebih sedikit), safer process (proses yang lebih aman), less energy consumption (konsumsi energi/tenaga yang lebih sedikit), shorter time to market (waktu antara produksi dan pemasaran yang lebih singkat), less waste or byproduct (sisa produksi yang lebih sedikit), more productivity (produktifitas lebih besar), and better image (memberi kesan lebih baik) ((Ramshaw, 2001).

SRI ditemukan oleh Pendeta Madagaskar Henri de Laulanie sekitar tahun 1983 di Madagaskar. SRI lahir karena adanya kepedulian dari Laulanie terhadap kondisi petani di Madagaskar yang produktivitas pertaniannya tidak bisa berkembang. Berangkat dari keterbatasan sarana yang Laulanie bisa perbantukan pada petani (yang terdiri atas keterbatasan lahan, biaya dan waktu), ia kemudian bisa membantu melipatgandakan produktivitas pertanian sampai suatu nilai yang mencengangkan. Sampai tulisan ini dibuat, terdapat banyak penelitian yang mencoba mengungkap ‘misteri’ dibalik keberhasilan Laulanie.
Metode SRI

Keterbatasan Laulanie dalam membantu petani kemudian menjadi metode pokok SRI. Metode ini terdiri atas 3 poin utama, yaitu:

Pertama. Penanganan bibit padi secara seksama. Hal ini terdiri atas, pemilihan bibit unggul, penanaman bibit dalam usia muda (kurang dari 10 hari setelah penyemaian), penanaman satu bibit per titik tanam, penanaman dangkal (akar tidak dibenamkan dan ditanam horizontal), dan dalam jarak tanam yang cukup lebar.

Bagi yang telah terbiasa menanam padi secara konvensional, pola penanganan bibit ini akan dirasakan sangat berbeda. Hal ini karena metode konvensional memakai bibit yang tua (lebih dari 15 hari sesudah penyemaian), ditanam sekitar 5-10 bahkan lebih bibit per titik tanam, ditanam dengan cara dibenamkan akarnya, dan jarak tanamnya rapat.

Perbedaan metode penanganan bibit padi metode SRI terhadap metode konvensional dapat dijelaskan oleh penjelasan sebagai berikut,
  1. Mengapa ditanam muda? Hal ini dijelaskan oleh Katayama, yaitu melalui teori Pyllochrone. Katayama mengungkapkan bahwa penanaman bibit pada usia 15 hari sesudah penyemaian akan membuat potensi anakan menjadi tinggal 1/3 dari jumlah potensi anakan. Hal ini berarti, SRI menambah potensi anakannya sekitar 64%.
  2. Mengapa ditanam satu bibit per titik tanam? Hal ini karena tanaman padi membutuhkan tempat tumbuh yang cukup agar dia dapat mencapai pertumbuhan optimal. Analoginya adalah satu kamar kost untuk satu mahasiswa. Penambahan jumlah mahasiswa yang tinggal dalam kamar kost akan menyebabkan adanya persaingan dalam memanfaatkan fasilitas di dalam kamar kost tersebut. Begitu juga dengan padi, ketika ditanam secara banyak, maka akan terjadi persaingan untuk mendapatkan nutrisi, cahaya matahari, udara, dan bahan lainnya dalam suatu titik atau area tanam.
  3. Mengapa ditanam dangkal ? Hal ini bertujuan untuk memacu proses pertumbuhan dan asimilasi nutrisi akar muda. Jika ditanam terbenam, maka akan timbul kekurangan oksigen yang menimbulkan peracunan akar (asphyxia), dan gangguan siklus nitrogen yang dapat menyebabkan pelepasan energi, produksi asam yang tinggi serta tidak adanya rebalance H+ sehingga terjadi destruksi sel akar dan pertumbuhan struktur akar menjadi tidak lengkap. Semua akibat dari penanaman dengan cara dibenamkan akar memangkas potensi akar sampai menjadi ¼ nya saja.
  4. Mengapa ditanam dalam jarak yang cukup lebar? Hal ini untuk menjamin selama proses tumbuhnya padi menjadi padi siap panen, seluruh nutrisi, udara, cahaya matahari, dan bahan lainnya tersedia dalam jumlah cukup untuk suatu rumpun padi.

Kedua. Metode pokok SRI yang kedua adalah penyiapan lahan tanam. Penyiapan lahan tanam untuk metode SRI berbeda dari metode konvensional terutama dalam hal penggunaan air dan pupuk sintetis (untuk kemudian disebut pupuk). SRI hanya menggunakan air sampai keadaan tanahnya sedikit terlihat basah oleh air (macak-macak) dan tidak adanya penggunaan pupuk karena SRI menggunakan kompos. Sangat berbeda dengan metode konvensional yang menggunakan air sampai pada tahap tanahnya menjadi tergenang oleh air serta pemupukan minimal dua kali dalam satu periode tanam.

Mengapa demikian ? Tanah yang tergenang air akan menyebabkan kerusakan pada struktur padi sebab padi bukanlah tanaman air. Padi membutuhkan air tetapi tidak terlalu banyak. Hal lain yang ditimbulkan oleh proses penggenangan adalah timbulnya hama. Secara alamiah, seperti padi liar yang tumbuh di hutan-hutan, hama dari padi memiliki musuh alami. Untuk padi liar, yang hidup di tanah kering, musuh alami hama padi dapat hidup dan menjaga kestabilan dengan memakan hama tersebut. Ketika padi hidup di tanah yang tergenang, maka musuh alami hama padi tidak dapat hidup sedangkan hama padi dapat hidup. Bahkan, hal ini memacu adanya hama padi baru yang berasal dari lingkungan akuatik.

Pemupukan dua kali, pada awal periode tanam dan saat ditengah-tengah periode tanam memiliki dampak yang kurang signifikan dalam menjaga ketersediaan nutrisi untuk padi. Pemupukan menggunakan pupuk sintetis memang memiliki kecepatan transfer nutrisi yang cepat, tetapi hal ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh padi yang berusia muda karena padi tersebut hanya membutuhkan nutrisi yang relatif sedikit. Lalu sisa dari nutrisi tersebut tidak termanfaatkan bahkan dapat terbawa oleh aliran air (karena lahan tanam tergenang). Analogi dari hal tersebut adalah bayi yang diberi makanan dengan jatah 25 tahun (jika umur hidupnya 50 tahun). Tentu saja makanannya tidak termanfaatkan.

Ketiga. Prinsip ketiga dalam metode SRI adalah keterlibatan mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos sebagai ’tim sukses’ dalam pencapaian produktivitas yang berlipat ganda. Dalam hal ini peran kompos sering disalahartikan sebagai pengganti dari pupuk. Hal ini salah, karena peran kompos lebih kompleks daripada peran pupuk. Peran kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh padi secara optimal. Konsep bioreaktor adalah kunci sukses dari SRI. Bioreaktor yang dibangun oleh kompos, mikrooganisme lokal, struktur padi, dan tanah menjamin bahwa padi selama proses pertumbuhan dari bibit sampai padi dewasa tidak mengalami hambatan. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi sesuai POD melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan padi, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan padi, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang padi.
Engineering Approach (Pendekatan Rakayasa Teknik)

Lalu bagaimana dengan pendekatan engineering dalam SRI ? Perlu diketahui bahwa SRI menjadi kontroversi karena konsep dalam bidang pertanian tidak dapat menjelaskan mengapa SRI dapat memberikan hasil yang berlipat ganda. Dr. Mubiar Purwasasmita, mengatakan bahwa pendekatan yang harus dilakukan adalah melalui konsep PI dan POD yang sangat dikenal dalam dunia engineering.
Apa itu PI ?

Konsep PI yang menjadi acuan dalam perkembangan industri dunia, merujuk pada proses dalam skala yang semakin kecil. Menurut PI, proses yang dapat dilangsungkan dalam skala yang semakin kecil akan berlangsung lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat dipahami karena mass and heat transfer akan berlangsung lebih baik pada skala yang lebih kecil. Hal ini adalah konsep yang telah diterima secara luas dalam dunia engineering.

Dalam kaitan dengan SRI, konsep ini diwakili oleh bioreaktor. Bioreaktor SRI adalah perwujudan dari proses-proses yang berlangsung dalam skala yang lebih kecil daripada skala yang digunakan pada pertanian konvensional. Ketika berbicara tentang penanaman padi, seharusnya yang dibahas adalah bagaimana interaksi padi dengan lingkungan sekitarnya terutama mikroba yang menjadi unsur pendukungnya. Jadi, penanaman padi tidak hanya ditinjau dari skala manusia tapi juga dari skala mikroba. Proses yang berlangsung dalam skala kecil pada bioreaktor akan menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan bahan akan lebih maksimal.

Konsep PI kedua adalah using less to produce more yang diwakili oleh metode penanganan bibit dan penanaman padi yang memanfaatkan sumberdaya seminim mungkin. Hal ini tidak dapat berdiri sendiri, karena disisi lain untuk meningkatkan produktivitas maka harus ada elemen produksi yang meningkat. Peningkatan kualitas lahan, bibit serta proses bioreaktor menjadi insurance agar hal ini tercapai.
Apa itu POD?

Konsep POD adalah bagaimana produksi harus sesuai dengan permintaan. Dalam SRI, produksi yang dimaksud adalah nutrisi, cahaya matahari, udara, dan bahan lainnya. Produksi kebutuhan padi akan sesuai dengan kebutuhan padi saat itu, tidak berlebihan dan juga tidak kurang. Bagaimana cara bioreaktor mengetahui kebutuhan padi? Caranya adalah dengan eksudat yang merupakan bentuk komunikasi padi dengan bioreaktor. Eksudat ini berlangsung setiap saat yang menjamin bahwa produksi akan sesuai dengan kebutuhan padi. Dengan cara ini, bioreaktor akan menyediakan nutrisi dan sebagainya sesuai kondisi padi. Semua hal tersebut adalah kunci sukses dari SRI.

Sumber dari penulisan ini adalah diskusi secara langsung dengan Dr. Mubiar Purwasasmita, ahli SRI Indonesia

23 Februari 2012

Seketika hasrat untuk menjadi baik akan berbalik buruk jika berbuat buruk begitupun akan hilang hasrat untuk berbuat buruk jika kau memilik berbuat baik.
( Restu T P )

21 Februari 2012

Hidup itu pilihan, seperti para ibu yang sibuk memilih sayuran saaat pedagang sayur singgah berharap gosip - gosip yang dibuatnya hari ini mampu memikat lebih banyak pembeli tak ayal lalat mengerubuni bangkai busuk, namun tak sedikit pula yang menolak " Maaf pak, saya cuma mau beli sayur bukan beli gosip" lantang ibuku menjawab membuat semua yang sibuk berceloteh tak karuan menjadi tertegun.
Hidup itu pilihan, seperti para ayah yang bingung penuh kringat saat harus memilih tertegun di rumah dengan resiko terguyur hujan celotehan dari wanita sang penguasa rumah atau kekantor mendengar kata -  kata yang selama sepuluh tahun terus di ulang - ualng, " Jadi orang jangan terlalu jujur sedikit berbohong tak apalah" dan lagi - lagi ayahku hanya tertawa kecil. Hidup itu bukan pilihan, tapi... usaha. W = F.S, Usaha sama dengan gaya dikali perpindahan, satu - satunya rumus fisika yang selalu aku ingat dan selalu aku jadikan panutan.

07 Januari 2012

KEBERADAAN  FAKULTAS DAN MAHASISWA
PERTANIAN







 






Oleh :

RESTU TRI PRASTYO

NIM : 11/318121/PN/12432











PROGRAM S1 PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011








Pendahuluan

A. Latar Belakang
            Pangan merupakan unsur pokok dalam hal kelangsungan hidup. Flora maupun fauna membutuhkan makan untuk tetap bisa melangsungkan hidup, karena pangan merupakan kebutuhan primer sebagai penyuplai energi dan kedudukannya tidak bisa tergantikan oleh hal yang lain. Bahkan  untuk sekedar mengedipkan mata, mengerakkan jari, dan berfikir semua kegiatan hal itu membutuhkan energi yang bersumber dari makanan yang kita konsumsi. Hal ini yang menjadikan pangan sebagai kebutuhan utama dan pertama bagi mahluk hidup yang  harus selalu terpenuhi.
Dalam upaya pencapaian hal tersebut, perlu adanya sebuah usaha pengembangan dan pelestarian bahan pangan yang tentunya hal itu dapat dipenuhi dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkompeten untuk menangani masalah pangan selain juga sumber daya alam yang tersedia. Namun pada faktanya, pertanian yang merupakan sektor yang memegang peran utama dalam menangani permasalahan, pengembangan, dan pelestarian pangan justru memiliki sedikit peminat. Inilah yang sesungguhnya menjadi akar permasalahan tentang pangan yang selalu melanda Indonesia.

B. Tujuan
            Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa fakultas pertanian dan para calon mahasiswa agar lebih menyadari arti pentingnya keberadaan mahasiswa pertanian sebagai cendekiawan yang memegang peran utama dalam menangani permasalahan, pengembangan, dan pelestarian pangan bagi kelangsungan kehidupan di Indonesia bahkan dunia.



C.  Fakultas Pertanian di Mata Publik
            Pertanian sering kali dipandang sebelah mata, baik itu sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai ilmu terapan. Bahkan bila dibuat dalam kasta, pertanian dapat digolongkan pada  kasta terbawah. Hal ini bukan tanpa alasan, berdalih bahwa prospek ke depan pertanian tidak menjanjikan apalagi bila disejajarkan dengan Teknik, Kedokteran, maupun ilmu – ilmu humaniora ( hubungan internasional, ilmu ekonomi dll) yang dipikir lebih  baik secara gelar maupun finansial. Lulusan ilmu teknik akan menjadi ahli engenering, lulusan kedokteran menjadi dokter, lulusan hubungan internasional menjadi ahli diplomat, dan lulusan pertanian akan menjadi petani. Takut menjadi petani, pikiran itu yang mungkin selama ini terbesit pada siswa – siswi sebagai calon mahasiswa sehingga takut dan enggan menjadi mahasiswa fakultas pertanian. Kalaupun ada yang berminat, hal tersebut masih jarang bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa secara keseluruhan.
Apabila hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin fakultas pertanian akan hilang. Padahal semakin sedikitnya jumlah orang yang berpendidikan dibidang pertanian, maka semakin sedikit pula jumlah penelitian dalam pertanian yang menunjang berkembangnya pengetahuan pertanian yang dapat berimbas pada kualitas dan kuantitas pangan yang di produksi (Nasoetion, 1993:105).Perlu diingat pula Indonesia merupakan negara agraris, hal ini berarti bahwa pertanian menjadi tonggak utama yang sudah seharusnya memiliki perhatian lebih sebagai sektor yang menangani ketahanan pangan yang selama ini terus menjadi masalah yang belum terselesaikan.

D. MULTIFUNGSI PERAN PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Pertanian memberikan multifungsi bagi kehidupan manusia. Menyediakan berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air, pangan, sandang, papan (perumahan), keamanan, pekerjaan, sosial politik, industri, pekerjaan, kesehatan, serta pariwisata dan lingkungan hidup.

1.Pertanian Sebagai Penyedia Oksigen
Kebutuhan pertama yang paling mendasar bagi manusia adalah oksigen (O2). Sebegitu pentingnya oksigen bagi kehidupan manusia, terbukti bahwa seseorang dapat bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan atau beberapa hari tanpa air, tetapi tanpa oksigen, otak manusia hanya mampu bertahan antara 5-7 menit saja. Walaupun oksigen sangat vital bagi kehidupan manusia, namun karena ketersediaannya di alam secara gratis, maka manusia jarang mengapresiasinya. Kecuali ketika ia susah bernapas atau berada di tempat yang tertutup atau beroksigen tipis, misalnya di puncak gunung yang tinggi dan di ICU rumah sakit.
Meskipun secara teknis oksigen dapat diproduksi oleh manusia dan dimasukkan ke dalam tabung, namun kemasannya sangatlah tidak praktis, jumlahnya terbatas, dan harganya relatif mahal. Tentunya yang paling praktis dan murah (gratis) adalah oksigen yang tersedia bebas di udara. Oksigen bebas tersebut dihasilkan oleh tumbuhan sebagai produk dari kegiatan fotosintesis, melalui reaksi kimia sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Betapa agungnya Tuhan yang telah mengatur adanya proses fotosintesis dengan menciptakan tumbuhan sebagai mesinnya, dan betapa baiknya tumbuhan yang telah menghasilkan oksigen secara gratis, karena bayangkan jika harus membeli, berapa mahalnya harga oksigen yang kita konsumsi sehari – hari.

2.Pertanian Sebagai Penyedia Air
Tumbuhan, terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan secara langsung terlibat dalam siklus hidrologi (siklus air). Hujan yang turun di atas pegunungan akan ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang jernih di kaki pegunungan. Jika pohon-pohon di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air tidak terserap sehingga akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering menyengsarakan.
3.Pertanian Sebagai Penyedia Pangan
Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah makanan (pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian (dalam arti luas : daging oleh peternakan dan perikanan). Teknologi modern yang ada sekarang pun belum dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk kebutuhan pangannya, manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian. Peranan pertanian sebagai penyedia pangan akan semakin krusial dikarenakan populasi umat manusia di bumi ini bertambah sekitar 2% pertahun, sementara peningkatan produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang dari 2%. Ironisnya, populasi terbanyak umat manusia terdapat di negara-negara berkembang yang memiliki produksi dan produktivitas pertanian yang rendah, sementara produksi dan produktivitas serta pemasarannya, dikuasai oleh negara-negara maju yang populasinya relatif lebih sedikit.

4.Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Papan
Walaupun papan atau perumahan, dapat dibuat dari berbagai bahan sintetis, semisal plastik, seng, beton, dll., tetapi sebagian besar bahannya menggunakan produk pertanian, terutama kayu. Kayu dan bahan produk pertanian lainnya juga menjadi bahan baku berbagai mebeler. Apabila pertanian yang membidangi ketersediaan bahan baku tersebut tidak diperhatikan, maka akan mengganggu kelancaran pembangunan yang ada.

6.Pertanian Sebagai Sumber Nafkah (Bidang Pekerjaan)
Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis yang dapat diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian bukan saja sebagai suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat merupakan pekerjaan untuk mendapatkan nafkah. Mulai dari proses produksinya (bibit, benih, pupuk dan sarana peralatan lainnya), pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, pengepakan, dan pemasaran melibatkan berbagai jenis usaha maupun pekerjaan yang telah menjadi mata pencaharian berjuta-juta orang di seluruh dunia. Apabila suatu kegiatan non-pertanian koleps atau bangkrut, contohnya ketika PT Dirgantara Indonesia dan berbagai bank mengalami krisis dan bangkrut, maka usaha pertama yang dipilih oleh orang-orang yang kehilangan mata pencaharian adalah kegiatan pertanian. Sejarah krisis ekonomi di seluruh dunia membuktikan bahwa ketika lapangan kerja lain tidak ada, manusia kembali ke pertanian.

7.Pertanian Sebagai Faktor Sosio-Politik
Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya dapat digunakan sebagai suatu alat sosio-politik. Pemerintah suatu negara yang gagal menyediakan produk pertanian, terutama pangan yang cukup untuk rakyatnya sudah terbukti banyak yang jatuh. Uni Soviet sebagai negara adikuasa ternyata terpecah-pecah menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir tetapi oleh ketidakmampuan Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan pangan yang cukup untuk rakyatnya. Rakyat yang kelaparan dapat berdemonstrasi bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka kosong karena produk pertanian sulit dan mahal.

8. Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Baku Industri
Produk pertanian, selain dapat dikonsumsi secara langsung banyak juga yang merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Sebagai contoh, tanaman obat merupakan bahan baku industri jamu dan farmasi, tanaman berminyak, a.l. kelapa sawit, kacang tanah, bunga matahari dll. Sementara getah karet menjadi bahan baku industri ban dan industri yang menggunakan lateks. Berdasarkan berbagai bahan baku tanaman, tersebar berbagai jenis industri yang sering juga berupa rangkaian industri dari hulu sampai ke hilir. Berjuta-juta orang sangat tergantung dari  berlangsungnya kegiatan industri-industri tersebut. Apabila bahan baku tidak dapat lagi disuplai oleh dunia pertanian, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi, sebagian besar industri bahkan bisa jadi seluruh industri akan bangkrut.

9. Pertanian Sebagai Sumber Devisa Negara
Produk pertanian  tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam negeri, tetapi banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain. Kegiatan ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat penting untuk membiayai pembangunan. Di antara produk pertanian Indonesia yang banyak diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet, rotan, dll.

10. Pertanian Sebagai Industri Pariwisata dan Kesehatan Rohani
Tanaman pertanian dapat dijadikan sebagai objek wisata , contohnya perkebunan teh dan gunung yang menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani, terutama bagi orang yang sudah penat dan suntuk serta lelah bekerja. Setiap akhir pekan, apalagi saat liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta menenangkan, selalu dipenuhi oleh orang-orang untuk berlibur atau menenangkan diri. Bayangkan hanya dengan menyediakan alam yang asri dan indah, pemasukan dari sektor pariwisata di Puncak sudah sangat berkonstribusi kepada nilai ekonomi dari tanaman tehnya sendiri. Apabila semakin lama semakin banyak pejabat dan orang kaya mengonversi hutan dan kebun teh di Puncak menjadi vila-vila dan hotel untuk kesenangan segelintir orang, maka bayangkan berapa banyak kerugian yang akan dialami. Perikanan yang merupakan sub-bidang pertanian lain, kini bukan saja menjadi pemasok protein hewani sebagaimana subbidang peternakan, tetapi juga menjadi sebuah alat hiburan dan pelepas penat juga. Kolam pancing menjamur dimana-mana dengan peminat dari segala lapisan kehidupan dan berbagai tahapan usia ( Suganda, 2010 : 1-4 )






D. PERAN MAHASISWA PERTANIAN

            Pendidikan tinggi pertanian tujuan utamanya ialah menghasilkan tenaga yang mampu menawarkan jasanya sebagai peneliti, komunikator, penyuluh, dan sebagai pengelola kegiatan usaha pertanian dalam sekala besar. Apabila pendidikan seorang mahasiswa di perguruan tinggi pertanian diberikan latihan praktik, tujuannya bukanlah menjadikannya “ siap pakai” melainkan menjadi “ siap tempur “ menghadapi permasalahan baru yang sebelumnya tidak ada ( Nasoetion, 1993:38-39).



Daftar Pustaka

Nasoetion, Andi H. 1993. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian.Cetakan ketiga.
Jakarta:Pustaka Litera Antar Nusa.
Suganda, tarkus. 2010. Manfaat pertanian. Jakarta: Margahayu Raya.